MusicPlaylistRingtones

Thursday, November 25, 2010

Imam-Imam Ahli Hadits


Mereka tegak dalam dakwah, mengajak kepada yang demikian dengan sungguh-sungguh dan jujur dengan tekad yang kuat. Merekalah pembawa-pembawa ilmu Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan membersihkannya dari penyelewengan orang-orang yang melampaui batas, dari kedustaan orang-orang yang bathil dan dari takwilnya orang-orang yang bodoh .

Oleh karena itu mereka selalu mengintai, memperhatikan setiap firqah-firqah yang menyeleweng dari manhaj Islam seperti Jahmiyyah, Mu’tazilah, Khawarij, Rafidhah, Murji’ah, Qadariyyah, dan setiap firqaah yang menyempal dari manhaj Allah di setiap jaman dan setiap tempat. Mereka tidak peduli dengan celaan orang-orang yang mencela….”

Beliau pun akhirnya menyebut mereka dengan sebutan golongan yang selamat (Firqatun Naajiyah) yang selalu tegak dengan kebenaran dan selalu ditolong oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala (Thaifah Manshurah) kemudian berkata : “Mereka setelah sahabat Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan pimpinan mereka, Al Khulafaur Rasyidin, adalah para tabi’in. Diantara tokoh-tokoh mereka adalah :

1. Sa’id bin Musayyab (wafat setelah 90 H)
2. Urwah bin Zubair(wafat 94 H)
3. Ali bin Husain Zainal Abidin (wafat93 H)
4. Muhammad Ibnul Hanafiyyah (wafat80 H0
5. Ubaidillah bin Abdullah bin Umar (wafat 106 H)
6. Al Qasim bin Muhammad bin Muhammad bin abu bakar Ash Shiddiq (wafat 106 H)
7. Al Hasan Al Bashri (wafat 110 h)
8. Muhammad bin Sirrin (wafat 110 H)
9. Umar bin Abdul Aziz (wafat 101 H0
10. Muhammad bin Syihab Az Zuhri (wafat 125 H) dan lain lain

Kemudian diantara tabi’ut tabi’in (pengikut tabi’in) tokoh-tokoh mereka adalah :

1. Imam Malik (wafat 179 H)
2. Al Auza’i (wafat 198 H)
3. Sufyan Ats Tsauri (wafat 161 H)
4. Sufyan bin Uyainah (wafat198 H)
5. Ismail bin Ulayyah (wafat 198 H)
6. Al Laits bin Sa’d (wafat 175 H)
7. Abu Hanifah An Nu’man (wafat 150 H) dan lain-lain.

Setelah tabiut tabi’in adalah pengikut mereka, diantaranya :

1. Abdullah ibnu mubarak (wafat 181 H)
2. Waqi’ bin Jarrah (wafat 197 H)
3. Imam Muhammad bin Idris Asy Syafi’i (wafat 204 H)
4. Abdurrahman bin Mahdi (198 H)
5. Yahya bin Said Al Qattan (wafat 198 H)
6. Affan bin Muslim (wafat 219 H) dan lain-lain.

Kemudian pengikut mereka yang menjalani manhaj mereka diantaranya :

1. Imam Ahmad bin Hambal (wafat 241 H)
2. Yahya bin Main (wafat 233 H)
3. Ali Ibnul Madini (wafat 234 H), dan lain-lain.

Kemudian murid-murid mereka seperti :

1. Al Bukhari (wafat 256 H)
2. Muslim (wafat 261 H)
3. Abu Hatim (wafat 277 H)
4. Abu Zur’ah (wafat 264 H)
5. Abu Dawud (wafat 275 H)
6. At Tirmidzi (wafat 279 H)
7. An Nasa’I (wafat 303 H), dan lain-lain.

Setelah itu orang-orang generasi berikutnya yang berjalan di jalan mereka adalah :

1. Ibnu Jarir At Thabari (wafat 310 H)
2. Ibnul Khuzaimah (wafat 311 H)
3. Ad Daruquthni (wafat 385 H)
4. Ibnul Abdil Barr (wafat 463 H)
5. Abdul Ghani Al Maqdisi sdan Ibnul Qudamah (wafat 620 H)
6. Ibnu Shalih (wafat 743 H)
7. Ibnu Taimiyyah (wafat 728 H)
8. Al Muzzi (wafat 743 H)
9. Adz Dzahabi (wafat 748 H)
10. Ibnu Katsir (wafat 774 H)

Dan ulama yang seangkatan di zaman mereka.

Kemudian yang setelahnya yang mengikuti jejak mereka dalam berpegang dengan kitab dan sunnah sampai hari ini. Mereka itulah yang kita sebut dengan Ashabul Hadits.

PEMBELAAN MEREKA TERHADAP AQIDAH

Sebagaimana telah disebutkan di atas, mereka adalah pembawa ilmu dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam Mereka membelanya dan membersihkannya dari penyelewengan, kedustaan dan takwil-takwil ahli bid’ah

Maka, ketika muncul ahli bid’ah yang pertama, yaitu Khawarij, Ali dan para Sahabat radhiallahu anhum bangkit membantah mereka, kemudian memerangi mereka dan mengambil dari Rasululah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam riwayat-riwayat yang menyuruh unntuk membunuh mereka dan mengkhabarkan bahwa membunuh mereka adalah sebaik-baik pendekatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala (Lihat Mawaqifush Shahabah fi Fitnah Bab 3 Juz 2 hal 191 oleh Dr. Muhammad Ahmazun)

Ketika Syiah muncul, Ali Radhiallahu ‘Anhu mencambuk orang-orang yang mengatakan dirinya lebih baik daripada Abu Bakar dan Umar dengan delapan puluh kali cambukan. Dan orang-orang ekstrim di kalangan mereka yang mengangkat Ali Radhiallahu ‘Anhu sampai kepada tingkatan Uluhiyyah (ketuhanan), dibakar deengan api. (Lihat Fatawa Syaikhul Islam)

Demikian pula ketika sampai kepada Abdullah bin Umar Radhiyallahu ‘Anhu berita tentang suatu kaum yang menafikan (menolak) takdir dan mengatakan bahwa menurut mereka perkara ini terjadi begitu saja (kebetulan), beliau mengatakan kepada pembawa berita tersebut : “Jika engkau bertemu mereka, khabarkanlah pada mereka bahwa aku berlepas diri (bara’) dari meerka dan mereka berlepas diri dariku ! Demi yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalau salah seorang mereka memiliki emas segunung uhud, kemudian diinfaqkan di jalan Allah, Allah tidak akan menerima daripadanya sampai dia beriman dedngan taqdir baik dan buruknya.” (H.R. Muslim 1/36)

Demikianlah contoh ucapan-ucapan mereka dalam menjaga dan membela aqidah ini yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah. Al Khatib Al Baghdadi rahimahullah menukil dari Abu Hatim dari Abdullah bin Dawud Al Khuraibi bahwa Ashabul Hadits dan pembawa-pembawa ilmu adalah kepercayaan Allah atas Dien-Nya dan penjaga-penjaga atas sunnah Nabi-Nya, selama mereka berilmu dan beramal.

Ditegaskan oleh Imam Ats Tsauri Rahimahullah : “Malaikat adalah penjaga-penjaga langit dan Ashabul Hadits adalah penjaga-penjaga dunia.” Ibnu Zura’i juga mengatakan : “Setiap Dien memiliki pasukan berkuda. Maka pasukan berkuda dalam Dien ini adalah Ashabul Asanid (Ashabul Hadits).”

Mereka memang benar. Ashabul Hadits adalah pasukan inti dalam Dien ini. Mereka membela dan menjaga Dien dari penyelewengan, kesesatan dan kedustaan orang-orang munafiqin dan Ahlul Bid’ah. Hampir semua Ashabul Hadits menulis kitab-kitab Ahlus Sunnah serta membantah aqidah dan pemahaman-pemahaman bid’ah yang dan sesat, baik itu fuqaha’ (ahli fikih) mereka, mufassir (ahli tafsir) mereka maupun seluruh ulama-ulama dari kalangan mereka (Ahlul Hadits). Semoga Allah memberi pahala bagi mereka dengan amalan-amalan mereka, dan memberi pahala atas usaha mereka yang sampai hari ini dirasakan manfaatnya oleh kaum Muslimin dengan ilmu-ilmu yang mereka tulis, riwayat-riwayat yang mereka kumpulkan dan hadits-hadits yang mereka periksa.

Akhirnya, marilah kita simak perkataan Imam Syafi’i rahimahullah ini : “Jika aku melihat seseorang dari Ashabul Hadits, maka seakan-akan aku melihat Nabi hidup kembali.” (Syaraf Ashabul Hadits hal. 26)

Wahai Rabb kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang lebih dulu beriman daripada kami. Dan janganlah Engkau jadikan di hati kami kebencian atau kedengkian kepada mereka. Wahai Rabb kami, sesunggguhnya Engkau Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

Amien Ya Rabbal ‘Alamin.

Diringkas dari http://www.salafy.or.id
Dari artikel yang berjudul : Biografi_Ulama Mengenal Para Imam Ahlussunnah (Ahli Hadits)
Tanggal Posting : Sabtu, 28 Juni 2003 – 10:52:41
Yang ditulis oleh : Ustadz Muhammad Umar As Sewed

No comments:

Post a Comment